Wahai tuan pemilik frekuensi asa
Rasanya, waktu menunggu amin atas ingin dan angan
Untuk aku menjadi perempuan
Menerka bagaimana raga dan rasa akan terpenjara
Dibalik sarang yang tak mengerti ujungnya
Taukah tuan?
Rasaku teramat dekat dengan jantung
Berdebar degup kala juang menjadi tombak
Meracik berani untuk menjadi perempuan hebat
Meskipun dunia belum bersahabat
Tapi, langkahku berdamai pada mimpiku yang kuat
Taukah tuan?
Aku berdiri di batas linang dan tawa
Untuk haru yang ku sembunyikan
Untuk sekedar cela yang tergores dengan perasaan
Semuanya hanya kepura-puraan
Agar aku kuat menghadapi kehidupan
Walaupun begitu tuan,
Dari perempuan lahir sang khalifah kehidupan
Kelak melanjutkan cerita kita menyusuri garis takdir sang Kuasa
Percayalah !
Akan ku jaga kedekatanku dengan hangatku
Karena bagaimanapun
Ini takdirku untuk mendampingimu
Karena aku perempuan
Mahasisiwi magister Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta