f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
eco family

Eco-Family sebagai Upaya Mengatasi Permasalahan Sampah di Indonesia

Sampah merupakan masalah klasik yang terus terjadi hingga saat ini. Sampah adalah masalah bagi setiap orang karena selalu dihasilkan setiap harinya dan menumpuk sepanjang tahun. Bagi negara-negara maju, sampah sudah menjadi bagian penting dari sebuah industri pengelolaan dan pemanfaatan kembali. Namun tidak demikian dengan negara-negara berkembang yang mana masih mengalami kesulitan dalam penanganan permasalahan sampah.

Indonesia sebagai salah satu negara yang masuk kagetori negara berkembang masih belum bisa mengatasi masalah sampah dengan baik. Indonesia setiap tahunnya menghasilkan 64 juta Ton sampah yang mana 60%-nya berupa sampah organik. Berdasarkan suatu penelitian juga menyebutkan bahwa Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara penyumbang sampah laut terbesar di dunia.

Jika hal ini tidak ditindak lanjuti dengan baik maka diperkirakan kondisi alam semakin memburuk bahkan di laut nanti akan lebih banyak sampah plastik daripada ikan. Dalam agama Islam sendiri sudah dijelaskan akan pentingnya menjaga lingkungan dan kebersihan. Namun faktanya Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia belum bisa menjadi negara yang bersih dan ramah lingkungan.

Mengatasi Permasalahan Sampah

Untuk mengatasi permasalahan sampah, ada dua upaya yang dapat dilakukan. Yang pertama adalah dengan merubah mindset orang-orang. Hal itu penting untuk dilakukan karena banyak masyarakat yang abai atau gagal paham dengan peraturan yang ada. Misal saja ada aturan “Buanglah Sampah Pada Tempatnya,” masyarakat kebanyakan hanya fokus pada kata “buang” saja namun tidak memperhatikan makna “Pada Tempatnya”.

Orang-orang paham tentang sampah itu buruk dan harus dibuang, tapi mereka belum memahami harus di mana membuangnya. Hal inilah yang membuat orang dengan asal membuang di sembarang tempat. Pemerintah dan pemangku kebijakan lainnya harus memberikan sosialisasi dan pengarahan untuk merubah mindset tersebut.

Baca Juga  Rasisme dalam Perspektif Al-Qur’an

Jadi pemerintah tidak hanya memberikan aturan-aturan saja, namun juga membuka pikiran dan hati masyarakat. Jadi sebelum bertindak merubah kondisi lingkungan, maka hal pertama yang harus dirubah adalah mengenai cara pandang terhadap lingkungan. Tentunya tidak hanya pemerintah saja yang terlibat, semua elemen yang ada di masyarakat harus ikut serta dalam hal ini.

EcoFamily

Upaya kedua untuk mengatasi permasalahan sampah di Indonesia adalah dengan membuat Eco-Family. Eco-family merupakan sebuah konsep kehidupan keluarga yang menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan. Bentuk kepedulian tersebut diwujudkan dalam sebuah tindakan nyata di lingkungan keluarga.

Konsep eco-family dapat digunakan untuk mendidik dan melatih anak-anak sejak dini untuk peduli terhadap lingkungan. Dengan adanya eco-family maka setiap keluarga akan memiliki generasi literasi lingkungan yang ada di lingkungan di dekatnya. Hal ini perlu dilakukan dari sekarang untuk menjaga masa depan agar lingkungan dapat terjaga dan terawat dengan baik.

Yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah membangkitkan rasa antusiasme anak melalui kegiatan-kegiatan yang langsung bersentuhan dengan alam secara langsung. Misal seperti berkebun, menanam pohon, memisahkan sampah sebelum membuangnya, ikut kerja bakti, mengajak untuk menghemat listrik, dan masih banyak lagi.

Selain memberikan contoh, orang tua juga harus senantiasa menemani anak-anaknya untuk terus belajar menjaga alam dan lingkungan di sekitarnya. Anak-anak yang sudah dikenalkan akan kepentingan menjaga lingkungan, maka setelah dewasa nanti akan memiliki gaya hidup yang peduli terhadap lingkungan.

Dilansir dari kanal YouTube Rumah Energi, Ananto Isworo selaku pendiri Gerakan Shadaqah Sampah (GGS) menjelaskan mengenai eco-family yang bisa diterapkan.

Ecofamily menurut Ananto Isworo adalah sebagai berikut:

1. Memanen Air Hujan dan Air Wudhu

Baca Juga  Kasus Kontaminasi Timbal di Desa Pesarean: Prioritas Pemahaman Pencemaran Lingkungan dalam Penanggulangan Stunting

Para Muslim dapat memanfaatkan air hujan dan air bekas wudhu untuk hal yang lebih bermanfaat lagi untuk kepentingan yang lainnya. Misal memanfaatkan air tersebut untuk membuat sumur resapan, membuat kolam ikan, menyiram kebun atau tanaman, dan mencuci kendaraan.

2. Memilah dan Mengolah Sampah

Setiap orang di rumahnya masing-masing harus sudah mulai membiasakan untuk memilah-milah sampah mana yang organik dan mana yang anorganik. Sampah-sampah yang dipilah itu juga dapat dimanfaatkan untuk kerajinan atau benda-benda lain yang memiliki nilai jual dan kebermanfaatan.

3. Melakukan Penghijauan

Masing-masing keluarga harus membuat lingkungan di sekitarnya menjadi lebih hijau. Caranya dengan menanam beberapa tumbuhan atau pohon. Hal ini dilakukan untuk suplai oksigen, perindang lingkungan, dan biar terlihat bersih.

4. Mengurangi Plastik dan Sedotan

Untuk mengurangi jumlah sampah plastik yang sudah menumpuk sepanjang tahun, maka setiap keluarga harus membiasakan untuk mengurangi penggunaan plastik dan sedotan. Harus membiasakan diri menggunakan bahan-bahan yang ramah terhadap lingkungan.

5. Membangun Rumah Ramah Lingkungan

Setiap keluarga harus memiliki rumah yang ramah lingkungan. Misal dengan mengurangi penggunaan listrik yang berlebihan, membuat rumah yang ventilasinya bagus, dan memperdayakan sumber-sumber alami.

6. Mengajarkan Pendidikan dan Akhlak kepada Lingkungan

Orang tua sebagai madrasatul ula (sekolah pertama) anak harus mengajarkan dan mengenalkan kecintaan terhadap alam dan lingkungan.

***

Bagikan
Post a Comment